Jihad Santri Jayakan Negeri oleh Ustadz Abdul Muhaemin
Pada Sabtu, 28 September 2024, kajian Sabtu pagi dengan tema “Jihad Santri Jayakan Negeri” disampaikan oleh Ustadz Abdul Muhaemin, Guru Senior di Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago. Dalam kajian tersebut, Ustadz Abdul Muhaemin menekankan pentingnya peran santri dalam membangun bangsa dan menjaga nilai-nilai keislaman.
Menurut beliau, menjadi santri adalah sebuah kebanggaan yang harus senantiasa dipegang teguh sepanjang hayat. “Santri sampai mati” bukan sekadar slogan, tetapi sebuah komitmen yang harus tertanam dalam diri setiap santri. Lebih dari sekadar gelar, seorang santri harus mampu menunjukkan identitasnya melalui sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Islam.
Tanggung Jawab Santri dalam Masyarakat
Ustadz Abdul Muhaemin menjelaskan bahwa santri harus memiliki kebiasaan baik seperti rajin membaca Al-Qur’an, menghormati orang tua (birrul walidain), serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. “Berakhlakul karimah adalah kebiasaan yang harus dilatih sejak dini. Tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi baik tanpa kebiasaan yang baik,” ujarnya. Ia juga mengajak para santri untuk senantiasa menghadirkan Allah dalam setiap nafas dan langkah kehidupan mereka.
Makna Mendalam di Balik Kata “Santri”
Ustadz Abdul Muhaemin menguraikan makna kata “santri” yang dalam bahasa Arab terdiri dari lima huruf: Sin, Nun, Ta, Ra, dan Ya. Setiap huruf memiliki makna tersendiri:
- Sin (س) : Saalikun ilal akhirah – Perjalanan menuju akhirat.
- Nun (ن) : Naaibun ‘anil masyayikh – Penerus perjuangan para ulama.
- Ta (ت) : Taaibun ‘ani zunub – Bertobat dari segala dosa.
- Ra (ر) : Ragibun fil khairot – Senang melakukan kebaikan.
- Ya (ي) : Yarjussalama fiddunya wal akhiroh – Mengharap keselamatan di dunia dan akhirat.
Santri Sebagai Pemimpin Masa Depan
“Santri hari ini adalah pemimpin negeri esok nanti,” tegas Ustadz Abdul Muhaemin. Ia menekankan bahwa para santri harus memiliki motivasi yang kuat untuk mengabdi dan berjuang demi kemajuan bangsa. Dalam sejarah, banyak pahlawan nasional yang berasal dari kalangan santri dan turut berjuang untuk kemerdekaan negeri ini. Oleh karena itu, generasi santri masa kini harus mampu melanjutkan perjuangan tersebut.
Refleksi Nilai Surah An-Nisa Ayat 69
Dalam kajian ini, Ustadz Abdul Muhaemin juga mengutip Surah An-Nisa ayat 69 yang menyebutkan pentingnya berada dalam golongan orang-orang yang saleh. “Jangan biasakan diri dengan keburukan dan jangan memaklumi kesalahan,” ujarnya mengingatkan. Hal ini menjadi pengingat bagi para santri agar senantiasa berpikir, bertindak, dan berkarakter sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan semangat jihad dalam arti positif, yaitu berusaha keras untuk memperbaiki diri dan masyarakat, santri diharapkan mampu menjadi motor penggerak perubahan yang lebih baik. Ustadz Abdul Muhaemin menutup kajian dengan pesan agar setiap santri menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup serta terus berjuang untuk kejayaan negeri.