BIKIN IRI : Kisah Sholah Athiyah Yang Jadikan Allah Mitra Bisnisnya
Kisah Inspiratif Sholah Athiyah: Menjadikan Allah SWT Sebagai Mitra Bisnis Hingga Hidupnya Berbuah Wakaf
Kisah Sholah Athiyah Mesir | Pernahkah Sobat semua merenung sejenak, untuk apa sebenarnya kita membangun bisnis?
Umumnya, tujuan utama seorang pengusaha adalah meraih keuntungan sebesar-besarnya, memperluas jaringan, dan bekerja sama dengan partner yang bisa mendukung pertumbuhan usaha. Tetapi, adakah yang pernah berpikir untuk menjadikan Allah SWT sebagai mitra bisnis?
Inilah kisah nyata yang datang dari seorang pengusaha Mesir bernama Sholah Athiyah. Kisah beliau bukan sekadar cerita motivasi biasa, melainkan perjalanan hidup yang penuh hikmah, yang mampu mengubah cara pandang kita terhadap arti bisnis, keberkahan, dan pengabdian kepada Allah SWT.
Mari kita simak perjalanan luar biasa Sholah Athiyah, sang “karyawan Allah” yang meninggalkan jejak abadi hingga akhir hayatnya.
Awal Mula: Membuka Usaha Bersama Allah
Sholah Athiyah bukanlah seorang konglomerat besar sejak awal. Ia hanyalah seorang pemuda Mesir dengan tekad kuat, semangat bekerja, dan visi besar untuk bermanfaat bagi orang lain. Bersama delapan kawannya, ia mendirikan sebuah usaha peternakan unggas.
Setelah mengumpulkan modal seadanya, mereka merasa perlu mencari satu rekan lagi agar usahanya semakin kokoh. Biasanya, orang akan mencari investor, pengusaha besar, atau mitra yang punya modal lebih. Tetapi apa yang dilakukan Sholah justru di luar nalar kebanyakan orang.
“Mitra ke-10 kita adalah Allah. Allah akan mendapat 10% dari keuntungan usaha kita. Perjanjian ini bukan hanya lisan, tetapi kita tulis di hadapan notaris. Allah-lah yang akan menjaga usaha kita dari segala musibah dan wabah penyakit,” ucap Sholah dengan penuh keyakinan.
Mungkin banyak orang akan menganggap hal ini aneh. Tetapi Sholah percaya bahwa ketika Allah menjadi mitra, maka keberkahan dan perlindungan akan mengalir tanpa henti. Dan keyakinan itu terbukti.
baca juga :
Masjid Jami Sabilillah dan PRIMAGO Peduli gelar syukuran khitanan massal untuk 41 peserta khitanan
Allah Tidak Pernah Ingkar Janji
Seiring berjalannya waktu, usaha mereka semakin berkembang pesat. Hasil panen unggas melimpah, keuntungan pun terus meningkat. Dari keuntungan itu, 10% benar-benar disisihkan untuk Allah SWT. Semakin hari, Sholah dan kawan-kawannya merasakan betapa janji Allah itu nyata.
Keuntungan mereka tidak pernah surut, malah terus bertambah. Hingga akhirnya, mereka sepakat untuk menaikkan persentase “bagian Allah” dari 10% menjadi 20%, kemudian 30%, hingga akhirnya mencapai 50%.
Bayangkan, sebuah perusahaan yang berani menyerahkan separuh keuntungannya kepada Allah! Tetapi justru di situlah letak rahasia keberkahan. Semakin besar mereka memberi, semakin besar pula yang Allah kembalikan.
Dari Baitul Mal Hingga Pusat Pendidikan
Dari keuntungan usaha yang diwakafkan, Sholah dan rekan-rekannya mendirikan Baitul Mal. Dana ini kemudian dialokasikan untuk membangun sekolah: mulai dari SD, SMP, SMA, hingga rencana membangun universitas di sebuah perkampungan kecil.
Namun, jalan menuju kebaikan tak selalu mulus. Pemerintah pada awalnya menolak pendirian universitas itu karena akses jalan ke perkampungan tersebut tidak ada. Tetapi Sholah tidak menyerah. Ia justru membangun stasiun kereta api sebagai sarana transportasi menuju perkampungan itu.
Akhirnya, berdirilah universitas pertama di perkampungan kecil yang sebelumnya tak dikenal banyak orang. Dari sinilah, cahaya ilmu menyinari ribuan anak bangsa Mesir.

Menyebarkan Kebaikan dari Desa ke Desa
Tidak berhenti di satu tempat, setiap kali Sholah Athiyah berkunjung ke sebuah desa, ia menduplikasi program Baitul Mal. Ia melatih para pemuda desa, memberikan pelatihan keterampilan, sekaligus memberdayakan mereka agar bisa hidup mandiri.
Dampaknya luar biasa. Banyak desa di Mesir terbebas dari jerat kemiskinan. Mereka yang dulunya tidak memiliki harapan kini tumbuh menjadi masyarakat yang produktif, sejahtera, dan berdaya.
Puncak dari perjalanan spiritual dan bisnis Sholah Athiyah adalah ketika ia menyerahkan 100% keuntungan perusahaannya untuk wakaf. Beliau hanya mengambil gaji secukupnya untuk kehidupan sehari-hari.
Di titik inilah Sholah benar-benar menepati ucapannya: ia menjadikan dirinya karyawan Allah SWT.
Meninggal dengan Cinta Jutaan Umat
Pada tahun 2016, Sholah Athiyah dipanggil Allah SWT. Wafatnya bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga dirasakan jutaan rakyat Mesir. Mereka kehilangan seorang dermawan, seorang visioner, seorang pengusaha yang hidupnya sepenuhnya diabdikan untuk Allah.
Jutaan orang hadir mendoakannya, karena amal jariyahnya telah menyentuh begitu banyak jiwa. Universitas, sekolah, baitul mal, dan program pemberdayaan yang ia tinggalkan masih terus mengalirkan pahala hingga kini.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Kisah Sholah Athiyah mengandung banyak pelajaran mendalam. Jika Sobat membaca dengan hati, maka ada beberapa pesan kuat yang bisa kita resapi:
-
Pola Pikir Berkelimpahan (Abundance Mindset)
Sholah mengajarkan bahwa rezeki bukan hanya soal logika bisnis, tetapi juga keberkahan. Dengan memberi lebih banyak kepada Allah, justru pintu rezeki terbuka semakin lebar. -
Bisnis Bukan Hanya Profit, Tetapi Amal
Ketika bisnis diposisikan sebagai ladang amal, setiap rupiah yang dihasilkan bisa bernilai pahala. -
Model Duplikasi Kebaikan
Apa yang dilakukan Sholah bukan sekadar satu proyek, tetapi bisa direplikasi di banyak tempat. Inilah NLP dalam praktik: meniru strategi sukses dan menduplikasikannya. -
Identitas Baru: Karyawan Allah
Dengan menyebut dirinya karyawan Allah, Sholah mengubah identitas dirinya. Dalam NLP, perubahan identitas adalah langkah tertinggi untuk transformasi hidup.
Menghidupkan Semangat Wakaf di Tanah Air
Sobat, kisah Sholah Athiyah bukan hanya untuk dikagumi, tetapi juga untuk diteladani. Di Indonesia pun, semangat wakaf bisa kita hidupkan. Salah satunya melalui program wakaf pembebasan lahan dan pembangunan kampus Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago yang berlokasi di Kp. Lebak Ela, Desa Cidokom, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Seperti halnya Sholah Athiyah yang mewakafkan bisnisnya untuk pendidikan dan pemberdayaan, kita pun bisa ikut serta menyisihkan sebagian harta untuk tujuan mulia ini. Bayangkan, setiap rupiah yang kita wakafkan akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meski kita telah tiada.
Mari Jadi “Karyawan Allah”
Apakah Sobat ingin bisnis dan harta yang dimiliki penuh keberkahan?
Apakah Sobat ingin meninggalkan jejak amal jariyah yang tak terputus hingga akhirat?
Maka jadikanlah Allah sebagai mitra utama dalam hidup dan bisnis kita. Seperti yang dilakukan Sholah Athiyah, mari kita ikhlaskan sebagian dari harta untuk Allah.
Bersama gerakan berbagi Ayo Peduli Sesama, kita bisa mewujudkan mimpi besar ini melalui wakaf pembebasan lahan dan pembangunan Pesantren Leadership Primago. Di Pesantren ini santri yatim bisa belajar dengan maksimal tanpa harus memikirkan biaya alias GRATIS. InsyaAllah, pahala dan keberkahan akan mengalir tiada henti.
Untuk itu bagi Sobat Pecinta Wakaf yang ingin mengikuti jejak Sholah Athiyah bersama gerakan Ayo Peduli Sesama ini bisa disalurkan ke rekening donasi dibawah ini :
Rekening Wakaf an. Pecinta Anak Yatim:
- BRI : 2045.01.0000.85303
- Mandiri : 11800.222.88.996
- Bank Muamalat : 330.000.6071
- BSI : 706.0989.189
- BNI : 0272.481.794
- BCA : 6380.400.888
MOHON CANTUMKAN kode 999 di dalam nominal transfer wakaf, CONTOH : Rp. 500.999
📌 Untuk informasi dan konfirmasi lebih lanjut, silakan hubungi admin Ayo Peduli Sesama di 0813-1506-4080.
Baca : Profil Pesantren Leadership Primago
Penutup
Kisah Sholah Athiyah adalah bukti nyata bahwa ketika kita menjadikan Allah sebagai mitra kerja, hidup ini akan berbuah keberkahan yang tiada habisnya. Dari seorang pemuda biasa, ia menjelma menjadi teladan umat, meninggalkan warisan pendidikan, kesejahteraan, dan inspirasi yang abadi.
Kini saatnya kita mengambil peran. Jadilah bagian dari gerakan wakaf ini. Jadilah “karyawan Allah” di zaman kita. Karena sejatinya, rezeki bukanlah tentang seberapa banyak kita kumpulkan, tetapi seberapa banyak kita relakan untuk Allah.
baca :
PRIMAGO Peduli menyalurkan dana sebesar Rp 70.616.700 kepada para anak yatim di Gontor

